Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Selasa, 15 Maret 2011

RENUNGAN Selasa, 15 Maret 2011



“...karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya” < Mat. 6:7–15> Ya Yesus, aku bersyukur dan berterima kasih atas penyertaan-Mu sehingga aku dapat melalui segala kesulitan hidup dengan baik. Amin.

Selasa, 15 Maret 2011
Pekan Prapaskah I (U)Sta. Lousia de Marrillac;
St. Klemens Maria Hofbauer
Bacaan I: Yes. 55:10–11
Mazmur : 34:4–5,6–7,16–17,18–19; R: 18b
Bacaan Injil : Mat. 6:7–15

”Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi ja¬ngan¬lah kamu seperti mereka, karena Bapa¬mu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebe¬lum kamu minta kepada-Nya. Karena itu ber¬doalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Diku¬duskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]Karena jikalau kamu mengampuni ke¬sa¬lahan orang, Bapamu yang di sorga akan meng¬ampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”



Renungan

Sepasang suami istri sudah enam tahun menikah. Mereka belum juga dikaruniai seorang anak pun. Berbagai cara telah mereka tempuh untuk mendapatkan anak: pergi ke dokter spesialis ternama, memakan ramuan-ramuan yang disarankan, bahkan sampai mendatangi sejumlah paranormal dan dukun sakti. Akan tetapi, hasilnya nihil: anak yang diharapkan tak kunjung datang. Akhirnya, dalam keputusasaan, mereka berziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat di desa Cigugur, Kuningan. Apa yang terjadi? Sebulan kemudian sang istri dinyatakan hamil. Pasangan ini tidak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan yang mengabulkan jeritan hati mereka.

Cerita dengan nada yang hampir sama sering kita baca di media massa. Kesaksian seperti kisah di atas memang baik dan bisa mengharukan. Namun, barangkali kita bertanya, ”Apakah Tuhan hanya bekerja lewat peristiwa yang luar biasa?” Pertanyaan lebih lanjut, ”Apakah kita hanya berterima kasih dan mensyukuri doa kita yang terkabul? Bagaimana seandainya doa kita ’tidak dikabulkan’ Tuhan?”

Santo Paulus pernah memberi kesaksian yang terdengar aneh. Ia justru mensyukuri atas doanya yang tidak terkabul. Ia mensyukuri kesulitan dan kelemahan yang harus ia tanggung. Kebesaran Tuhan tidak hanya terungkap atas terkabulnya doa kita, tetapi atas kekuatan yang Dia berikan sehingga kita mampu menghadapi kesulitan hidup. Doa memang mempunyai banyak dimensi. Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus menjadi pola dan pegangan hidup kita.

Tidak ada komentar: