Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Sabtu, 26 Maret 2011

RENUNGAN Minggu, 27 Maret 2011



"air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Tuhan Yesus Kristus, terima kasih bahwa aku Kauperkenankan untuk semakin mengenal-Mu lebih baik. Dan aku selalu menantikan air kehidupan yang Engkau janjikan. Amin.

Minggu, 27 Maret 2011
Pekan Prapaskah III (U)Sta. Emma; St. Cyrilus dr Alexandria;
St. Rupertus; Nikodemus; Sta. Lucy Filipini
Bacaan I: Kel. 17:3–7
Mazmur : 95:1–2,6–7,8–9; R: 8
Bacaan II : Rm. 5:1–2,5–8
Bacaan Injil : Yoh. 4:5–42
(Yoh. 4:5–15,19b–26,39a,40–42)


Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perem­puan Samaria hendak menimba air.Kata Yesus kepadanya, ”Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, ”Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya, ”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya, ”Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: ”Barang siapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barang siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab....)



Renungan

Keluarga Yohanes Surono memiliki sebuah lukisan Yesus di rumahnya. Dalam lukisan itu, Yesus digambarkan sedang menggendong seekor anak domba di pundak-Nya. Wajah Yesus terlihat bersih, teduh, dan amat manis. Siapa pun yang memandang lukisan itu akan memiliki kesan bahwa Yesus adalah seorang yang berhati lembut dan penuh welas asih.

Suatu hari Surono melihat sebuah lukisan Yesus yang berbeda dari biasanya. Yesus dilukiskan sedang berusaha keras menyelamatkan seekor anak domba. Tangan kiri Yesus berpegangan pada dahan pohon, sementara tangan kanannya berusaha menggapai anak domba yang terperangkap pada semak-semak. Jubah Yesus terlihat kotor berdebu sementara tangan dan kaki Yesus tergores karang di sana-sini. Surono terpana melihat lukisan itu. Lukisan ini menggambarkan sisi lain kepribadian Yesus yang tidak pernah dipikirkannya: seorang yang bersedia berjuang keras demi menyelamatkan dombanya.

Lewat lukisan yang dilihatnya, Surono mengenal pribadi Yesus yang berbeda-beda. Wanita Samaria dalam Injil juga mengenal Yesus secara bertahap. Semula ia mengira Yesus adalah musafir yang sedang kehausan. Kemudian, ia menduga Yesus itu seorang peramal. Pada akhirnya, wanita ini mengakui Yesus sebagai Mesias, anak Allah.
Tidak mudah mengenal Yesus seutuhnya. Ada banyak sisi kehidupan Yesus yang bisa digali terus. Untuk mengenal Yesus sepenuhnya, mesti ada kesediaan untuk mendengarkan-Nya dan lebih-lebih kesediaan untuk bertobat, seperti yang dilakukan oleh wanita Samaria.

Tidak ada komentar: