Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Senin, 10 November 2008

Girl Power di Kembang Gula Sanur
















KELAS-KELAS dihias dengan tema perempuan. Ada juga “pameran” bra. Anak-anak SMA Santa Ursula memang jagonya bikin acara beda. Kalau sekolah-sekolah lain doyan bikin acara khas anak SMA macam pensi atau cupcup- an, SMA Santa Ursula atau Sanur justru emoh bikin acara serupa. Buktinya bisa dilihat di acara Kembang Gula alias Kebanggaan Menjadi Bagian Generasi Perempuan Unggulan. Acara ini bukan sejenis acara pensi, talkshow, apalagi kompetisi olahraga.

Acara ini menggabungkan antara berbagai kompetisi, pemberian informasi, juga seminar, yang mayoritas topiknya tentang perempuan. Digelar Sabtu lalu di sekolah mereka di Jalan Pos, anak-anak Sanur bikin berbagai kompetisi mulai kompetisi fashion desain berbahan daur ulang, melukis di sepatu, modern dance, pidato bergaya tokoh terkenal, dan fotografi.

Ada juga seminar dan talkshow tentang perempuan, juga pameran foto dan band performance. Lucunya, ada juga stan unik macam stan yang ngasih informasi seputar bra, mulai jenis-jenis bra sampai gimana memakai bra yang benar. Ada juga stan yang ngajarin keterampilan berkreasi sama tali-tali kecil.

Pokoknya, acaranya perempuan banget deh. Tapi kenapa temanya perempuan ya? “Sebenarnya sekolah pengin kami mengangkat tema tentang kebanggaan sama sekolah. Tapi kan agak susah jadi kita bikin aja kebanggaan terhadap perempuan. Di sini kan muridnya perempuan semua,” kata ketua acara Devina Vania Tertia.

Kelar bikin tema, sekolah juga mewanti-wanti supaya semua pengisi acaranya bukan artis alias anak-anak Sanur sendiri dan anak-anak dari sekolah lain. Maksudnya sih supaya di acara ini potensi anak-anak Sanur bisa tersalurkan dan dilihat banyak orang. “Memang sih, untuk menarik banyak massa, ara yang paling gampang ialah mengundang artis. Tapi justru sekolah enggak mau. Maksudnya sih biar kita mikir untuk bikin acara yang sekreatif mungkin,enggak biasa. Kalau pensi, cup, dan mengundang artis itu kan sudah biasa. Jadi kita benar-benar harus kreatif,” kata cewek yang biasa dipanggil Vina ini. Hasilnya, Kembang Gula memang kreatif. Apalagi kalau lihat kompetisi menghias kelas dengan tema perempuan.

Ada yang bertema trafficking dan perempuan sebagai komoditas, perempuanperempuan perkasa, juga ada yang bertema urban. Yang pasti, para peserta niat banget dalam menghias kelas mereka sesuai tema. Pokoknya, mereka benar-benar perkasa deh. Enggak heran, walau enggak mengundang artis atau band terkenal, Kembang Gula laris manis didatangi pengunjung.

Bayangin saja, tiket seharga Rp 5.000 sebanyak 800 lembar sudah ludes dalam waktu setengah jam. Terpaksa deh, panitia memperbanyak tiket dengan cara memfotokopinya. Waduh, di mana-mana, acara yang kreatif dan seru memang enggak akan sepi pengunjung deh. (herita endriana).

Koran Sindo, Sunday, 09 November 2008