Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Rabu, 02 Maret 2011

RENUNGAN Rabu, 2 Maret 2011



“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” < Mrk. 10:32–45> Ya Yesus, semoga aku lebih mau melayani daripada dilayani, lebih mau menghibur daripada dihibur. Semoga Sabda-Mu senantiasa menjadi terang bagi hidupku.

Pekan Biasa VIII (H)
St. Agnes dr Praha; St. Simplisius, Paus
Bacaan I : Sir. 36:1,4–5a,10–17
Mazmur : 79:8,9,11,13; R: Sir. 36:1b
Bacaan Injil : Mrk. 10:32–45
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan.…Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebe­deus, mendekati Yesus dan berkata kepa­da-Nya: ”Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” Jawab-Nya kepada mereka: ”Apa yang kamu ke­hendaki Aku perbuat bagimu?” Lalu kata me­reka: ”Perkenankanlah kami duduk da­lam ke­muliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi kata Yesus kepada mereka: ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapat­kah kamu me­minum cawan yang harus Kumi­num dan di­bap­tis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: ”Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: ”Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”
Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu ber­kata: ”Kamu tahu, bahwa mereka yang dise­but pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyat­nya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Renungan
Mbok Supar mempunyai anak semata wayang. Sering ia menggendong anaknya itu, terutama saat sedang rewel atau menangis, sambil bersenandung, ”Talelo, lelo-lelo ledung. Jop meneng, ojo pijer nangis …!” Senandungnya itu ia nyanyikan supaya anaknya berhenti menangis.
Tidak jarang senandung ibu merupakan doa sekaligus harapan. Harapan agar anaknya kelak tumbuh menjadi orang yang sukses. Keinginan orangtua agar anaknya menjadi sukses adalah keinginan yang wajar. Karenanya, sebetulnya wajar pula bahwa Yakobus dan Yohanes meminta posisi yang mulia pada Yesus. Bahwa kemudian sepuluh murid yang lain menjadi marah, menunjukkan bahwa murid lain pun sebenarnya memiliki keinginan yang sama. Akan tetapi, setelah mengetahui keinginan Yakobus dan Yohanes, Yesus menanggapi demikian, ”Kamu tidak tahu apa yang kamu minta!” (Mrk. 10:38). Menjadi murid Kristus tampaknya tidak selalu sejalan dengan hukum yang berlaku di masyarakat. Yesus menuntut para murid-Nya untuk saling melayani, bukannya dilayani. Yesus sendiri memberi berbagai contoh, termasuk membasuh kaki para murid.
Sebenarnya masyarakat mengakui kebenaran ajaran Kristiani bahwa orang akan lebih menghargai serta membenarkan pemimpin yang berjiwa pelayanan daripada sebaliknya. Dalam kehidupan sehari-hari pun orang yang cepat tanggap atas kebutuhan orang lain lebih dihormati daripada mereka yang sibuk mencari kehormatan diri sendiri.

Tidak ada komentar: