”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” <> Ya Yesus, , berilah aku keyakinan teguh akan kebaikan dan perlindungan-Mu. Dengan demikian, ketika aku lemah, aku tidak goyah dan jatuh oleh godaan di sekitarku. Amin.
Pekan Prapaskah I (U) Sta. Eufrasia; B. Ludovikus dr Casoria
Bacaan I: Kej. 2:7–9; 3:1-7
Mazmur : 51:3–4,5–6a,12–13,14,17; R: lih. 3a
Bacaan II : Rm. 5:12–19 (Rm. 5:17–19)
Bacaan Injil : Mat. 4:1–11
Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: ”Jika Engkau Anak Allah, pe¬rintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: ”Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangan¬nya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: ”Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: ”Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berka¬ta¬lah Yesus kepadanya: ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Renungan
Seorang pencuri pernah tertangkap tangan saat hendak mencuri di sebuah seminari. Rektor seminari yang terbangun karena gaduh, menemui pencuri yang sedang dikelilingi para frater. Ketika ditanya alasannya, pencuri itu mengatakan bahwa dirinya amat lapar dan bermaksud mencari makanan. Saat disodorkan sepiring nasi dengan lauk seadanya, pencuri langsung melahapnya. Ia memang terlihat sungguh kelaparan.
Lapar sering membuat orang kehilangan akal sehat dan pertimbangan-pertimbangan moral. Apa pun bisa dilakukan demi sesuap nasi. Rupanya, lapar tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman. Manusia dapat pula mengalami lapar dan haus akan kekuasaan atau harta. Orang yang lapar dan haus kekuasaan, dapat melakukan apa pun demi meraih apa yang diinginkannya. Bahkan, tidak jarang ia harus menyikut kiri-kanan untuk melicinkan jalannya. Hal yang sama dapat menimpa mereka yang haus akan harta benda. Sering kita dengar, karena berebut harta warisan, sebuah keluarga yang semula rukun menjadi terpecah-belah.
Yesus, pada saat berada pada puncak kelaparan, karena berpuasa selama 40 hari, mendapat tiga kali godaan yang menggiurkan. Yesus telah memberi contoh, ketika kita memiliki keyakinan teguh pada penyelenggaraan Ilahi, kita dapat mengatasi kerapuhan manusiawi kita.
Minggu, 13 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar