Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Rabu, 13 April 2011

RENUNGAN Kamis, 14 April 2011



"Sesungguhnya barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya" (Yoh. 8:51–59) Ya Bapa, Firman-Mu adalah kebenaran. Jangan biarkan aku tersesat, dan kuatkanlah aku selalu berada di jalan-Mu walau sering tidak populer. Amin.

Pekan Prapaskah V (U) St. Tiburtius, Valerianus dan Maximus; Sta. Lidwina
Bacaan I: Kej. 17:3–9
Mazmur : 105:4-5,6–7,8–9; R: 8a
Bacaan Injil : Yoh. 8:51–59



”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: ”Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barang siapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar daripada bapa kita Abraham, yang telah mati!Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” Jawab Yesus: ”Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata, Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ”Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.



Renungan

Kebenaran membebaskan, kendati kita sering alami bahwa yang memihak kebenaran tidak selalu bebas dari tekanan. Ancaman, teror, dan rasa tidak aman merupakan bagian dari kenyataan yang sering harus dihadapi.

Kita terkadang merasa shock manakala dihadapkan dengan kebenaran karena ternyata kita harus menyesuaikan diri dengan tuntutannya. Proses penyesuaian diri itu pun tidak selalu gampang. Selalu mulai dengan kalkulasi untung rugi, selain kita juga memiliki keraguan pada diri sendiri.

Yesus menegaskan bahwa kebenaran harus dicari dan diungkapkan terus-menerus kendati besar kemungkinannya menjadi kurang populer, kehilangan posisi, bahkan persahabatan. Kebenaran adalah kebenaran, tanpa tetapi atau syarat lainnya. Kita perlu belajar mencari dan mengungkapkan kebenaran itu dengan cara yang benar dan mudah dicerna.

Tidak ada komentar: