Sebuah fakta bahwa 9 dari 15 juara paralel bersarang di SELADA. Sebuah fakta juga banyak yang menganggap kelas kami tak kompak. Akhirnya, sebuah fakta pula, seorang Dita berani bicara dengan sinisnya, “Punya hak apa mereka yang tidak menjadi komunitas SELADA untuk berani bicara seperti itu?” *plok3, aku setuju!* .... (Mariana Widjaja)

Selasa, 23 September 2008

Misa Sekolah XII IPA 1 dan XII IPA 2

Tepat pada hari Jumat, 12 Oktober 2008, bertempat di aula lantai 2 SMA Santa Ursula, diselenggarakan perayaan ekaristi bersama dengan penyelenggara kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2.
Mengacu pada bulan September yang diliputi oleh berbagai tragedi di dalamnya antara lain seperti pembunuhan aktivis HAM Munir, WTC, dan G-30S/PKI maka tercetuslah sebuah tema mendasar yang lahir dalam rangkaian kata “God As My Everything (GAME)”.
Lewat misa pertama dalam tahun ajaran 2008/2009 ini, ingin disampaikan bahwa dalam hidup tidak semuanya dapat berjalan seperti apa yang kita inginkan dan yang harus kita cermati adalah sikap kita dalam menanggapinya. Kita diingatkan kembali bahwa tidak ada suatu hal pun yang terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan dan selalu ada maksud dari setiap rencana-Nya. Maka sudah selayaknyalah kita memprioritaskan Tuhan dalam menghadapi segala peristiwa hidup ini dan bukannya menganggap Dia sebagai musuh kita.
Perayaan ekaristi yang berlangsung selama satu setengah jam tersebut dipimpin oleh Rm. Victorius Rudy Hartono, Pr dari Paroki St. Gabriel, Pulo Gebang. Romo yang baru pertama kali mempersembahkan misa kreatif di SMA Santa Ursula ini memberi apresiasi atas kreativitas para siswi yang sudah mampu mengemas misa dengan istimewa. Pesan dari bacaan kitab suci pun tersampaikan dengan baik lewat homili beliau yang sesekali disegarkan oleh gelak tawa dan pada akhirnya ditutup dengan indah lewat lagu “Wonderful Day”.
Meskipun sempat menemui hambatan mengenai waktu karena adanya jadwal pelajaran tambahan, namun dengan memanfaatkan jam perwalian dan didukung oleh kebijakan beberapa guru serta wali kelas, misa ini pun akhirnya dapat berlangsung dengan lancar. Namun hal ini juga disadari tidak akan terjadi tanpa adanya kontribusi penuh dari kelas penyelenggara misa dan tentu saja campur tangan Tuhan.
Semoga pesan yang ingin disampaikan lewat misa ini dapat terus terekam dalam memori dan tidak lewat seperti angin lalu begitu saja.

1 komentar:

m0nJC mengatakan...

Hi, Bapak... cek ke blog saya juga ya... pak, nama saya di link bapak diganti donk... udah ganti nama nih... monica aja... gratiaz! JCLU